Saturday, August 29, 2015

Panduan Prajurit,Pesawat Angkut TNI Pengganti Hercules



Pesawat Angkut TNI Pengganti Hercules

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) akan memilih antara pesawat angkut A-400 Airbus dan C-17 Boeing sebagai pengganti pesawat Hercules C-130 sebagai pesawat angkut TNI. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigadir Jenderal TNI Djundan Eko Bintoro menjelaskan, pascainsiden jatuhnya pesawat Hercules Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berencana membeli pesawat angkut baru. "Antara itu A-400 dan C-17 ya sekelas itu, jadi kalau kata Pak Menhan A-400 atau C 17," ujar Djundan, Selasa (7/7/2015).

http://nulisbuku.com/books/view_book/7216/strategi-sun-tzu-menangkan-pilkada

Menurut Djundan, pengadaan kedua pesawat tersebut sudah masuk dalam rencana strategi (renstra) II 2015-2019. Bila tidak ada kendala pada pesawat tersebut sudah diterima pada 2016 atau 2018 mendatang. (Baca: Pesawat Angkut Hercules Jatuh di Medan) Rencananya, pesawat tersebut akan ditempatkan di Skuadron 32 Abdul Rahman Saleh, Malang dan Skuadron 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. "Pesawat lebih besar, yang jelas itu baru, sekarang sudah disepakati kalau pengadaan mengutamakan yang baru, yang sudah terlanjur apa boleh buat tetap dilakukan," tutur Djundan.

Seperti diketahui, pesawat A-400 Airbus merupakan pesawat angkut militer yang juga bermesin empat turboprop. Begitu juga dengan pesawat C-17 Boeing. Pesawat ini sudah digunakan oleh sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Inggris dan Australia. Kepala Staff Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Agus Supriatna mengakui sudah melakukan kajian terhadap adanya pesawat pengganti Hercules.

Menurut Agus, pihaknya sudah mengirimkan kajian tersebut kepada pemerintah, yakni Kementerian Pertahanan. Namun demikian, Agus menyerahkan keputusan soal pengadaan pesawat pengganti Hercules tersebut kepada pemerintah yakni Kemenhan. "Kami sudah buat kajian, tapi nanti tergantung dari pemerintah yah yang memutuskan," kata Agus usai menghadiri acara Buka Bersama dengan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (7/7/2015).

Dia menegaskan, pihaknya akan meminta jenis varian terbaru dari pesawat angkut kelas berat tersebut. Termasuk juga meminta pengadaan pesawat angkut yang baru itu dalam jumlah yang besar. Disinggung soal negara pembuatnya, Agus menandaskan ada banyak produsen. "Bisa saja dari Airbus ada, dari Amerika Serikat ada, dan dari Rusia ada. Tapi nanti semua tergantung dari pemerintah," kata Agus.

Sunday, August 16, 2015

Seragam Prajurit TNI, Pakaian Militer Buatan Indonesia Ternyata Juga Dipakai di 30 Negara



Seragam Prajurit TNI, Pakaian Militer Buatan Indonesia Ternyata Juga Dipakai di 30 Negara

Pakaian seragam TNI adalah produk yang dihasilkan oleh perusahaan Indonesia yakni PT Sritex Sukoharjo Jawa Tengah.  Yang tidak banyak diketahui oleh warga pada umumnya adalah : bahwa produk Indonesia tersebut ternyata juga di jadikan pakaian militer negara sahabat lainnya, yakni  di 30 Negara. Banyaknya negara lain yang mempercayakan kualitas seragam militer mereka pada hasil karya anak bangsa pastilah ada sesuatunya, minimal kualitasnya bisa dihandalkan. Ini artinya pakaian Militer Buatan Indonesia sudah mendunia.
http://www.wilayahpertahanan.com/tes-prajurit/
Sebuah perusahaan tektil di daerah Sukoharjo Jawa Tengah merupakan asal muasal dari seragam militer berkualitas buatan Indonesia ini. PT Sri Rejeki Isman atau lebih dikenal dengan PT Sritex merupakan produsen utama dalam pembuatan seragam militer tersebut. Perusahaan yang bergerak di bidang tekstil ini sudah didirikan oleh Haji Mohammad (HM) Lukminto di tahun 1966 silam. Beliau mengawali usahanya tidak langsung sebesar ini, melainkan berawal dari berjualan pakaian kecil-kecilan di pasar Klewer Solo Jawa Tengah. Pada masa orde baru, perusahaan ini kian menemukan mementumnya setelah TNI mempercayakan semua seragamnya di pasok dari perusahaan ini. Semangat bisnis profesional dan kemampuan perusahaan ini “mengambil hati” kastamernya khususnya dari lingkungan TNI sungguh diacungi jempol. Kala itu bagi ibu-ibu prajurit, berwisata ke Sritex punya kenangan tersendiri dan pasti dapat oleh-oleh cendra mata berupa tekstil yang mereka senangi..

Hingga kini, perusahaan ini telah memiliki luas lahan sebesar 150 hektar dengan total karyawan mencapai 18.000 karyawan. Perusahaan tekstil kebanggaan ini juga mengekspor 70 persen hasil produksinya dan 30 persen sisanya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Bahkan itu tadi telah bisa memenuhi kebutuhan seragam militer di 30 negara di dunia, dipasok oleh perusahaan ini. Jelas ini perlu dukungan semua pihak, dan ini jelas sangat membanggakan. Pakaian Militer Buatan Indonesia Haji Mohammad (HM) Lukminto Pendiri PT Sritex  mestinya bisa dikembangkan dengan menjadikan tokoh-tokoh militer kita jadi “marketing embassadornya” secara tidak langsung.
Sebanyak 30 negara menjalin kerjasama dengan perusahaan ini dalam penyediaan seragam militer. Kemudian  masih ada puluhan negara lainnya menjalin kerjasama di bidang fashion lain seperti benang, model pakaian, kain, dan masih banyak lagi hal lainnya yang berkaitan dengan produk tekstil. Dari ketiga puluh negara yang menjalin kerjasama tujuh diantaranya berasal dari negara – negara  Eropa. Negara-negara Eropa tersebut memiliki kebutuhan seragam militer khusus dan dianggap menjadi Negara dengan kebutuhan seragam militer paling banyak persyaratannya di dunia. Negara-negara tersebut diantaranya adalah Jerman, Austria, Belanda, Swedia, Inggris dan Kroasia. Bisa dikatakan bahwa kualitas seragam hasil buatan tangan anak bangsa ini sanggup disetarakan dengan kualitas seragam militer milik NATO.  Bayangkan kalau Nato memakai seragam militernya adalah buatan Indonesia.  

Perusahaan asal PT Sritex, Sukoharjo Jawa Tengah ini sudah memiliki desain kain lebih dar 300 ribu desain dan kesemuanya telah memiliki hak paten khusus dari Dirjen HAKI. Enam diantara keseluruhan desain tersebut merupakan desain pakaian militer, kemudian satu diantara keenam desain seragam tersebut adalah desain resmi pakaian seragam militer milik Indonesia.  

Produk PT Sritex jadi menarik dan menjadi pilihan bagi Negara-negara lain dalam hal seragam militer mereka karena perusahaan ini selalu mengedepankan 3 POIN UTAMA yakni KUALITAS, KETEPATAN WAKTU PENGIRIMAN, dan HARGANYA yang bersaing. Tentunya siapa yang tidak tertarik dengan komitmen dari perusahaan  seperti ini. Beragam jenis dan spesifikasi kain yang terdapat pada perusahaan ini sangatlah beragam dan siap memenuhi kebutuhan konsumen yang membutuhkan spesifikasi kain khusus sekalipun. Beberapa contoh kain yang memiliki spesifikasi khusus yakni seperti anti air, anti serangga, tahan api, anti noda, bobot ringan, anti infra merah, hingga pakaian berpori-pori mampu dibuat di perusahaan ini.

Selain memproduksi seragam khusus militer, PT Sritex ini juga masih memproduksi jenis pakaian lain untuk kebutuhan tekstil dalam dan luar negeri. Tentunya dengan kualitas yang terbaik di jamannya. Beberapa merk ternama yang menggunakan produk dari PT Sritex ini diantaranya adalah Uniqlo, Zara, JCPenney, dan Timberland. Porsi dari masing-masing produk yang dibuat oleh perusahaan ini adalah 50 persen untuk kebutuhan militer dan 50 persen sisanya untuk kebituhan fashion lainnya.

Sunday, August 9, 2015

KRI Teluk Bintuni Buatan Anak Bangsa Sendiri, Perkuat TNI AL



KRI Teluk Bintuni Buatan Anak Bangsa Sendiri, Perkuat TNI AL

http://www.wilayahperbatasan.com
Armada Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut, Rabu (17/6), bertambah dengan bergabungnya KRI Teluk Bintuni. Kapal perang jenis pengangkut tank ini akan digunakan di bawah kendali satuan lintas laut militer Surabaya.
"KRI Teluk Bintuni hadir untuk mendukung Pemerintah Indonesia sebagai poros maritim dunia," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dalam peresmian kapal itu di Bandar Lampung, kemarin.
KRI Teluk Bintuni yang dibuat oleh PT Daya Radar Utama merupakan kapal pengangkut tank terbesar yang dimiliki Indonesia. Kapal dengan berat 2.300 ton itu bisa mengangkut 10 tank tempur utama jenis Leopard 2A4 milik TNI Angkatan Darat dan 111 anak buah kapal.

http://www.wilayahpertahanan.com

Kapal berukuran panjang 120 meter dan lebar 18 meter serta punya kecepatan maksimal 15 knot ini juga mampu mengangkut dua helikopter. Kapal ini juga dilengkapi sejumlah senjata untuk pertahanan diri, yaitu meriam bofors kaliber 40/L70 mm dan dua senapan mesin berat kaliber 12,7 mm.
Dengan penambahan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam beberapa tahun terakhir, Ryamizard mengatakan, peringkat kekuatan militer Indonesia di dunia meningkat dari sebelumnya di urutan ke-19 dunia, kini ada di peringkat ke-12 dari 126 negara.
Dalam lima hingga 10 tahun ke depan, ujar Ryamizard, Pemerintah Indonesia menargetkan ada di peringkat 10 besar negara dengan kekuatan militer terbaik.
Direktur Utama PT Daya Radar Utama Amir Gunawan berharap agar kapal yang mereka bangun bisa bermanfaat bagi pertahanan Indonesia. "KRI Teluk Bintuni dibangun dengan biaya sekitar Rp 160 miliar dan dikerjakan selama 16 bulan," katanya. (GER, kompas,18 juni 2015)