Tuesday, March 7, 2017

Kekuatan TNI Penjaga Perbatasan


Kekuatan TNI Penjaga Perbatasan



Yang sering kita lupa itu, adalah kemampuan negara menjaga wilayah kita diperbatasan, masih tergolong lemah. Hal hal seperti ini sebenarnya, tidak bisa dibiarkan, dia mesti diberi prioritas. Yang ingin kita kemukakan adalah perlakuan negara tetangga kita di perbatasan. Salah satunya ya Malaysia. Tetangga kita ini sering melakukan pelanggaran ke wilayah kita, khususnya di Ambalat. Memang wilayah itu masih dalam kondidi abu-abu, kedua negara masih belum bisa menyepakati batas di wilayah tersebut. Dalam penglihatan kita, semestinya mereka bisa menahan diri dan tidak melakukan profokasi. Bayangkan sejak januari – Juni 2015, sudah ada 7 Nota Protes Indonesia ke Malaysia Soal profokasi mereka ke wilayah sengketa itu; tetapi sama sekali tidak ditanggapi pihak tetangga itu. Mereka tidak menjawabnya, adalah bagian strategi “penanganan perbatasan”, sehingga kelak mereka tidak pernah mengakui” adanya protes seperti itu.
Juru bicara Arrmanatha Nasir mengaku Kemlu telah mengirimkan nota protes kepada Pemerintah Malaysia sebanyak tujuh kali. Nota protes itu dikirim terhitung sejak Januari lalu. Hal itu disampaikan oleh Arrmanatha ketika dikonfirmasi VIVA.co.id melalui telepon pada Rabu, 17 Juni 2015.
Hal serupa juga terlihat dalam insiden pendaratan tanpa izin helikopter Malaysia yang membawa Menteri Dalam Negeri negara itu di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, pada Minggu, 29 Juni 2015. Helikopter itu bebas pergi karena personel TNI yang bertugas di sana tidak siap. Meskipun kejadian itu murni “insiden” salah identifikasi lokasi. Tetapi tetap saja, pertahanan kita di sana masih belum bisa berbuat yang sepantasnya. Berikut juga fakta yang bisa memperlihatkan seperti apa porsi yang diberikan oleh kekuatan pertahanan kita di perbatasan. Fakta pada pukul 11.40 WITA, Jumat 26 Juni 2015. Mesin pesawat yang baru mendarat setelah melakukan PATROLI DI PERBATASAN itu tiba-tiba mati sebelum berhasil masuk ke dalam taxy way. Pesawat TNI AL itu kemudian ditarik secara manual oleh petugas bandara dan anggota TNI masuk ke area parkir pesawat. Butuh waktu sekitar 12 menit untuk bisa menarik badan pesawat ke area parkir pesawat. Untunglah kejadian tersebut tidak mengganggu jadwal penerbangan di Bandara Juwata Tarakan,” kata Kepala Bandara Juwata Tarakan, Syamsul Bandri waktu itu. Belum ada informasi resmi penyebab kejadian terhentinya pesawat TNI AL di landasan pacu Bandara Juwata. Namun diduga, mesin pesawat tersebut mengalami gangguan teknis. Dalam bahasa pertahanan, gangguan teknis itu bisa terjadi karena system perawatannya, jauh dari memadai.

Ada juga secuil kebanggan, takkala TNI AU berhasil memaksa turun pesawat asing yang dipiloti seorang perwira Amerika Serikat (AS) di Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara) pada Senin (9/11/2015). Namun, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengaku adanya kealpaan, untuk segera menempatkan penjagaan di perbatasan negara di Tarakan, Kaltara.“Kalau orang melihat ada yang JAGA pasti tidak akan lewat situ. Jadi ada kesalahan juga selama ini kita tidak ada efek detterence (pencegahan) begitu. Kalau ditaruh (penjaga) di ujung-ujung kan kalau mau lewat pasti ngomong dia ‘kulo nuwun’. Kalau enggak ada orang (jaga) bagaimana mau kulo nuwun,” aku Ryamizard Ryacudu, di Jakarta, Rabu (11/11/2015). Menhan waktu itu, akan menempatkan  satu flight atau 4-5 pesawat pesawat tempur bakal ditempatkan di wilayah itu. Menhan juga mengungkapkan, selain di Tarakan juga bakal dilakukan di Natuna, Kepulauan Riau, dan Papua. Daerah-daerah perbatasan itu merupakan daerah yang masih minim penempatan ALUTSISTA.
Pertahanan NKRI di Wilayah Perbatasan
Pertahanan suatu negara adalah lambang Kedaulatan sebuah bangsa dan sekaligus kebanggan atasnya dalam menjaga kepentingan Nasional. Kepentingan Nasional itu terdiri dari kepentingan nasional Abadi dan termaktub dalam Konstitusi kita pada Pembukaan UUD 1945 yang meliputi Kedaulatan Nasional, Integritas Teritorial dan Keselamatan Bangsa, serta Kepentingan Nasional Dinamis yang muncul akibat perkembangan lingkungan strategis. Dalam perkiraan ancaman yang dihadapi Indonesia dalam kurun waktu 2010-2014  adalah adanya : kekuatan Militer asing terlibat Dalam gerakan Separatisme; Penggunaan KEKUATAN MILITER DALAM KONFLIK PERBATASAN; Tekanan asing disertai kehadiran Militer dalam mengamankan akses terhadap sumber energi di Indonesia; Kehadiran Militer Asing di ALKI dalam mengamankan jalur ekonomi; Kehadiran Militer asing dalam kerangka memerangi Terorisme; Terorisme Internasionald dan Kejahatan Internasional; dan Intervensi Kemanusiaan dalam konflik horizontal dan vertical.
.Lebih lanjut Kemhan juga mengidentifikasi bahwa Wilayah Flash Point itu, ada dibeberapa daerah perbatasan yang secara lengkapnya meliputi : Wilayah NAD, Selat Malaka, Riau dan Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara atau sepanjang perbatasan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Lombok, NTT, Maluku, Papua dan Papua Barat dan ALKI.

Wilayah Ambalat termasuk dalam wilayah flash point di dua hal, pertama terkait wilayah perbatasan dan juga terkait ALKI. Kalau hal itu dikaitkan dengan analisa pertahanan maka wilayah itu patut diupayakan untuk melihatnya dari kacamata kepentingan Geopolitik, ditambah keterkaitan kualitas hubungan bilateral (multirateral) negara, dari dampak perkembangan lingkungan strategis dan kepentingan nasional negara pihak. Bagi Malaysia, kepentingan geopolitiknya sudah tertanam dengan kuat di wilayah itu. Untuk mendukung Kepentingan Nasional di wilayah tersebut, mereka telah menggelar kekuatan Tri Matra nya dengan baik sejak jauh-jauh hari di wilayah tersebut. Malaysia telah menjadikan wilayah itu sebagai Pusat Armada AL Timurnya, dan juga Pusat Pangkalan Kapal Selamnya. Semua lapangan Udara di wilayah perbatasannya dapat di darati oleh pesawat tempur dengan panjang landasan minimal 2650 meter. Mereka juga sudah menggelar meriam perbatasan 155 mm di sepanjang perbatasan dengan kata lain, pertahanan mereka sudah dikerjakan dengan baik dan sinergis dengan infrastruktur dan tata ruang wilayahnya.
Sementara di wilayah kita, gambarannya bisa diambilkan dengan apa yang disampaikan (waktu itu masih ) Calon Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sedang uji kelayakan di gedung DPR. Jenderal Gatot Nurmantyo mengakui, kekuatan militer belum selaras untuk menjaga wilayah perbatasan Indonesia. Menurut beliau, perlu sistem untuk menyelaraskan kekuatan Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Bahwa sistem itu belum selaras itu terlihat dalam insiden pendaratan tanpa izin helikopter Malaysia yang membawa Menteri Dalam Negeri negara itu di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, pada Minggu, 29 Juni 2015. Helikopter itu bebas pergi karena personel TNI yang bertugas di sana tidak siap. “Pengamanan perbatasan perlu sinkronisasi tiap matra. Sektor udara perlu diperkuat radar,” katanya di kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat, 3 Juli 2015.
Pertahanan Yang Baik Itu Kebutuhan
Kita harus bisa melihat bahwa hakekat Hubungan Bilateral dalam suatu issu harus bisa dilihat sebagai interaksi kepentingan Nasional dari dua negara pihak berupa spektrum memberi dan menerima dari titik ekstrim positif (aliansi) sampai dengan titik ekstrim negative (perang) untuk mencapai suatu posisi yang dapat diterima kedua negara pihak sesuai pertimbangan kepentingan nasionalnya. Sedangkan hakekat hubungan Bilateral adalah forum dimana masing-masing negara MENDESAKKAN KEPENTINGAN NASIONALNYA dengan maksud aliansi-aliansi adhoc yang secara dinamis berubah sesuai topik/subyek yang dibicarakan.Maka dalam hubungan interaksi dengan negara penting untuk dilihat hubungan multirateral yang ada, baik di tingkat regional maupun global.
Dalam era globalisasi telah terjadi perubahan yang mendasar sebagai danpak dari perkembangan lingkungan strategis. Diantaranya adalah fenomena Akselarasi, Amplifikasi, Asimeteri, Inkonsistensi, Koordinasi dll. Hal tersebut Nampak dalam wujud terorisme internasional, pengaruh CNN effect, outsourcing, menguatnya NGO dan hukum internasional termasuk interpensi kemanusiaan seperti yang terjadi di Irak, Tunisia, Mesir, Libya berupa intervensi NATO atas nama PBB. Saya hanya ingin mengatakan bahwa sejauh kepentingan nasionalnya para pihak di kawasan masih bisa di tolerir para pihak, maka tidak ada alasan untuk khawatir. Hanya saja, semakin banyak kepentingan nasional para pihak yang di paksakan untuk suatu wilayah, maka tidak ada lain harus ada upaya untuk lebih mempersiapkan atau memperkuat kekuatan pertahanan itu sendiri. Nah kalau itu intinya, maka sungguh banyak yang harus di benahi. Masih banyak wilayah kedaulatan nasional yang belum terjaga secara semestinya. Misalnya di wilayah perbatasan Kemampuan monitoring (radar) TNI masih terbatas, dan integrasi dengan radar sipil juga masih belum jalan. Kemampuan Patroli juga masih sangat lemah khususnya di wilayah Flash Point. Seperti yang diutarakan oleh Menhan di tahun 2015 dahulu, bahwa perlu penempatan satu Fligh pesawat Tempur di Tarakan. Hingga kini nampaknya, masih seperti itu.

 ( Sumber : http://www.wilayahpertahanan.com/pertahanan-di-perbatasan-gelar-kekuatan-tni-di-perbatasan/)

Tuesday, November 1, 2016

Selamatkan Tentara Denmark, Prajurit TNI Ini Disebut Gila




Nama harum Prajurit TNI di kancah internasional dalam tugas PBB kembali ditorehkan. Adalah pasukan TNI yang tergabung dalam misi perdamaian di Lebanon UNIFIL yang kembali dipuji pasukan dari negara lain karena keberanianya. Ia adalah Sersan Kepala Pasukan (Serka Pas) Abdullah Lubis, prajurit Batalyon Komando (Yonko) 462 Paskhas/Pulanggeni, Pekanbaru. Dia disebut gila oleh para prajurit dari negara lain selama bertugas di Lebanon.  “Iya, saya disebut tentara Amerika sebagai prajurit crazy, tentara gila,” kata Serka Abdullah Lubis, saat bincang-bincang dengan penulis, Selasa, 18 Oktober 2016, di Markas Yonko 462 Paskhas.
Lubis, demikian ia dipanggil kawan-kawannya, menceritakan kenapa julukan itu disematkan ke dirinya. Saat menjadi pasukan perdamaian PBB di Lebanon, United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), November 2009-2010, ia bersama timnya ditempatkan di daerah bernama Acid al Qusairi.Pasukan perdamaian PBB asal Indonesia diawali dengan pengiriman Garuda 23A di dalamnya terdapat anak pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono. Lubis tergabung dalam Pasukan Garuda 23D. Di Acid al Qusairi, sebelum pasukan Garuda masuk, sudah ada pasukan dari negara lainnya.
“Sayangnya, mereka ini tak menyatu dengan masyarakat sekitar. Ditambah lagi, pasukan tersebut berasal dari bukan negara berpenduduk mayoritas Islam, seperti Indonesia,” kata penyandang kualifikasi Jump Master ini. Bagi Bintara Operasi Yonko 462 Paskhas/Pulanggeni, Pekanbaru ini, berbagai upaya pendekatan dilakukan. Mulai dari menyerahkan bantuan komputer, buku, mainan hingga kemasyarakatan lainnya.“Setelah empat bulan kita di sana, warga merasa nyaman. Biasanya cuek, apatis, dengan kedatangan TNI, mereka responsif,” kata prajurit pernah dinas di Papua ini.
Keuntungan sebagai sesama muslim inilah kemudian memudahkan tugas-tugas Pasukan Garuda di Lebanon. Termasuk saat menyelamatkan dan evakuasi dua prajurit tentara Denmark yang masuk ke dalam jurang bebatuan kedalaman 100 meter.

Nekad selamatkan tentara Denmark.

 Saat itu, kenang Abdullah Lubis, sebagai Komandan Regu (Danru), diperoleh informasi ada seorang prajurit UNIFIL dari Denmark mengalami kecelakaan masuk jurang di daerah Ganduriah. Setelah lakukan koordinasi dengan markas, ia dan regunya diperintahkan untuk lakukan evakuasi. Setibanya di lokasi, sudah ada pasukan Amerika Serikat, Lebanon dan negara lainnya. “Mereka hanya melihat-lihat saja dari atas ke jurang. Sedangkan tentara Denmark satu tersangkut di kedalaman 50 meter, satu lagi di 100 meter,” kata Abdullah Lubis.
SERSAN Kepala Pasukan (Pas) Abdullah Lubis, mencatat dan melaporkan truk yang ditumpangi tentara Denmark masuk jurang kedalaman 100 meteri di Ganduriah, Lebanon, 2010Usai mempelajari jurang dan kedalaman, bersama seorang marinir Indonesia, Abdullah turun tanpa menggunakan tali seutas pun dan alat-alat bantu lainnya. Perlahan-lahan, batu-batu cadas yang tajam berhasil dilewati dan tiba di kedalaman 50 meter.
“Saya lihat dan cek denyut nadinya, sudah tak ada lagi berdenyut. Tentara Denmark ini sudah meninggal. Saya bungkus dengan pakaiannya, kemudian kirim titik koordinat ke markas guna evakuasi menggunakan helikopter,” kenang pemilik brevet tembak mahir ini. Melihat aksi nekad kedua prajurit TNI itu, membuat nyali tentara Amerika Serikat ciut. “Anda tentara gila,” kata tentara tersebut kepada Abdullah seusai mengevakuasi dua tentara Denmark dari dasar jurang.
Saat ditanyakan, kenapa ia nekad turun ke jurang tanpa tali, Abdullah menjelaskan, ia seorang tentara dengan kualifikasi Combat SAR, atau SAR Tempur. Dengan kualifikasi tersebut, ia sudah memperhitungkan medan sebelum turun ke jurang. Abdullah mengatakan, semula ia memperkirakan tentara Denmark yang jatuh tersangkut di kedalaman 50 meter bakal selamat. Ternyata justru kawannya berada di dasar jurang.
“Kedua tentara itu dari kesatuan Zeni. Denmark lebih banyak zeni, mereka yang bangun bunker dan camp UNIFIL di Lebanon,” jelas Abdullah Lubis.Usai membungkus tubuh tentara Denmark tersebut dengan pakainnya sendiri, sambil menunggu helikopter tiba, tenyata sudah didahului ambulance tentara Indonesia. Akhirnya, paramedis Indonesia turun ke jurang bawa tandu dengan mengikuti langkah dan jejak Lubis.
Ia memperkirakan, dengan kondisi truk yang sudah hancur lebur, tentara Denmark di dasar jurang juga akan bernasib serupa seperti kawannya, tewas. Ternyata, prediksi itu salah. Saat Lubis dekati, prajurit tersebut masih hidup. “Saya hampiri, ternyata masih hidup, kirim koordinat dan infokan masih selamat. Sebelum bantuan Indonesia datang, dari jalan lain telah datang ambulance dari Prancis, dengan mengambil jalan memutar dan evakuasi korban selamat. Bangganya, prajurit Denmark itu hingga kini masih hidup,” kenang Abdullah Lubis dengan tersenyum.
Selang tiga hari usai penyelamatan dan evakuasi dua prajurit Denmark tersebut, Abdullah Lubis dan timnya kemudian diberikan penghargaan dalam sebuah upacara di markas UNIFIL. “Kami peroleh penghargaan dari Denmark diserahkan oleh Dankomark, serta Dansatgas Garuda, Letkol Inf Andi Perdana Kahar,” kata Lubis. Sementara itu, Komandan Yonko 462 Paskhas/Pulanggeni, Mayor Pas Rully Arifian mengatakan, tugas apapun bagi prajurit adalah suatu kehormatan dan kebanggaan. Termasuk tugas tugas operasi perdamaian.
“Tetap pertahankan prestasi tersebut demi kehormatan bangsa Indonesia di mata dunia. Saya juga pernah ikut misi tahun 2010-2011 sebagai military observer di Kongo selama setahun,” kata lulusan AAU ini. Rully mengakui, hanya prajurit Indonesia saja yang mau bekerja tanpa pamrih. Inilah menjadi alasan kenapa nama Indonesia untuk pasukan perdamaian PBB tetap harum. (sumber: riauonline.com)

Sumber : http://militermeter.com/nekad-selamatkan-tentara-denmark-prajurit-tni-ini-disebut-gila/

Friday, October 21, 2016

TNI dan Kabupaten Luwu Timur Cetak Sawah Baru

TNI dan Kabupaten Luwu Timur Cetak Sawah Baru



Pemerintah Kabupaten Luwu Timur bersama jajaran TNI dan masyarakat melakukan tanam serentak di Lokasi cetak sawah di Desa Lera Kecamatan Wotu. Penanaman perdana ini juga diikuti Kolonel CZI, Asrofi Direktorat Zeni TNI AD, Dandim 1403 Sawerigading, Letkol Kav, Cecep Tendi Sutandi, Asisten Pemerintahan, Dohri As Ari dan Kadis Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, Muharif di areal persawahan, Senin (19/09/2016).

Selain menanam padi secara manual, penanaman kali ini juga menggunakan6 alat mesin pertanian (Alsintan) transplanter atau mesin tanam. Direktorat Zeni TNI AD (DITZIAD), Kolonel CZI Asrofi mengatakan pertanian merupakan sektor unggulan nasional. Sebagai sektor prioritas, TNI dipercaya dan diberi amanah untuk mensukseskan swasembada beras dengan pendampingan.
“Pelibatan personil kami diharapkan dapat mensukseskan program ketahanan pangan nasional ” katanya.

Asrofi juga mengajak petani agar serius mengelola lahan pertaniannya. Apalagi pemerintah sudah memberikan bantuan seperti bantuan mesin tanam atau tranplanter, bibit hingga cetak sawah “petani harus mendukung dan memanfaatkan bantuan ini dengan mengelola lahannya semaksimal mungkin” tandasnya. Asisten Pemerintahan, Dohri As’ari mengatakan dengan dukungan TNI baik melalui pendampingan maupun pengawasan, program cetak sawah diharapkan lebih baik lagi. “Saya mengharapkan hasil tanam serentak yang kita lakukan pagi ini, dapat kembali kita lakukan saat panen nanti. Ini semata-mata untuk memastikan program ini berjalan sesuai harapan” jelasnya.

Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan, Muharif mengatakan alokasi kegiatan cetak sawah untuk Luwu Timur tahun 2016 seluas 1.400 hektar dengan total anggaran mencapai Rp. 22 Milyar lebih yang bersumber dari dana APBN melalui dana dekonsentrasi pada satker dinas pertaninan TPH Provinsi Sulsel yang tersebar di 39 kelompok tani, 12 desa dan 5 kecamatan.

Khusus di Desa Lera ini, katanya lagi areal cetak sawah sebanyak 55 hektar dan yang sudah tertanami sebanyak 33 hektar yang di kelola kelompok tani Maranindi yang berjumlah 28 orang. (rls/shd)

Sumber : http://sulsel.fajar.co.id/2016/09/20/tni-cetak-1-400-hektare-sawah-baru/

Tuesday, October 4, 2016

Pembukaan Tamtama TNI AD Gelombang II - TA 2016



Pembukaan Tamtama TNI AD Gelombang II - TA 2016

Dibuka tanggal 10 s.d. 22 Oktober 2016

(Pendaftaran diluar tanggal tersebut dinyatakan tidak sah)

Persyaratan:

a.      Persyaratan Umum.
1) Warga Negara Indonesia
2) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
3) Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945
4) Berumur sekurang-kurangnya 17 tahun 9 bulan dan setinggi-tingginya 22 tahun pada saat pembukaan pendidikan pertama tanggal 9 Desember 2016
5) Tidak memiliki catatan kriminalitas yang dikeluarkan secara tertulis oleh Kepolisian Republik Indonesia
6) Sehat jasmani dan rohani serta tidak berkacamata
7) Tidak sedang kehilangan hak menjadi prajurit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

b.      Persyaratan lain.
         
          1) Laki-laki, bukan anggota/mantan prajurit TNI/Polri atau PNS TNI
         2) Berijazah serendah-rendahnya SMP/sederajat atau yang setara baik negeri atau swasta yang             terakreditasi
          3) Memiliki tinggi badan sekurang-kurangnya 163 cm serta memiliki berat badan seimbang                  menurut ketentuan yang berlaku 
         4) Belum pernah kawin dan sanggup tidak kawin selama dalam pendidikan pertama sampai                    dengan 2 (dua) tahun setelah selesai pendidikan pertama
          5) Bersedia menjalani Ikatan Dinas Pertama (IDP) selama 10 (sepuluh) tahun
          6) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
         7) Harus mengikuti pemeriksaan/pengujian yang diselenggarakan oleh Panitia Penerimaan yang            meliputi: 
a) Administrasi
b) Kesehatan
c) Jasmani       
d) Mental Ideologi
e) Psikologi

c.      Persyaratan Tambahan.

1) Harus ada surat persetujuan orang tua/wali dan orang tua/wali selama proses penerimaan prajurit TNI AD tidak melakukan intervensi terhadap Panitia Penerimaan maupun penyelenggara pendidikan pertama dalam bentuk apapun, kapanpun dan dimanapun
2) Bagi yang memperoleh ijazah dari negara lain atau lembaga pendidikan di luar naungan Kemendikbud, harus mendapat pengesahan dari Kemendikbud
3) Tidak bertato/bekas tato dan tidak ditindik/bekas tindik, kecuali yang disebabkan oleh ketentuan agama/adat
4) bagi yang sudah bekerja, harus melengkapi persyaratan sebagai berikut:

a) melampirkan surat persetujuan/ijin dari kepala dinas/jawatan/instansi yang bersangkutan
b) bersedia diberhentikan dari status pegawai, bila diterima menjadi Tamtama PK TNI AD

5) Melampirkan surat keterangan dari Babinsa setempat dengan diketahui Lurah/Kades asal tempat tinggal
6) Bersedia mematuhi peraturan bebas KKN baik langsung maupun tidak langsung, apabila terbukti secara hukum melanggar sebagaimana yang dimaksud, maka harus bersedia dinyatakan tidak lulus dan atau dikeluarkan dari Dikma, jika pelanggaran tersebut ditemukan di kemudian hari pada saat mengikuti pendidikan pertama

Tempat Informasi Dan Pendaftaran:

Kodam I/BB
- Kodam I/BB Medan, Jl. Binjai Km 7,5 Medan, 061-8451300
- Korem 022/Pt Siantar, Jl. Asahan Km 3,5 Siantar, 0622-7550071
- Korem 023/Ks Sibolga, Jl. Datuk Imam No. 1 Sibolga, 0631-22805
- Korem 031/Wb Pekanbaru, Jl. Mayor Alli Rasyid No. 1 Pekanbaru, 0761-33031
- Korem 032/Wbr Padang, Jl. Samudera No. 1 Padang, 0751-23365
- Korem 033/Tanjung Pinang, Ds Sei. Timun Km 14 Senggarang,  Tj. Pinang, 0771-7333025

Kodam II/SWJ
- Kodam II/SWJ Palembang, Jl.Urip Sumoharjo Palembang, 0711-713868
- Korem 041/Gamas Bengkulu, Jl. Pembangunan No. 3 Bengkulu, 0736-23952
- Korem 042/Gapu Jambi, Jl. Dr Ak Gani No. 3 Kel Pasar Jambi, 0741-63053
- Korem 043/Gatam Lampung, Jl. Teuku Umar 85 Bandar Lampung, 0721-5610887
- Korem 045/Gaya Babel, Jl. Raya Koba Km. 28, Kab. Bangka Tengah, Prov Kep. Bangka Belitung
- Korem 033/Tanjung Pinang, Ds Sei. Timun Km 14 Senggarang,  Tj. Pinang, 0771-7333025
Kodam III/SLW
- Kodam III/SLW Bandung, Jl. Boscha No. 4 Bandung 022-2038102
- Korem 061/Sk Bogor, Jl. Merdeka No. 120 Bogor, 0251-8383269
- Korem 063/Sgj Cirebon, Jl. Brigjen Darsono Cirebon, 0231-2022176
- Korem 062/Tn Garut, Jl. Bratayudha 65 Garut, 0262-232690

- Korem 064/My Serang, Jl. Maulana Yusuf No. 9 Serang, 0254-200726
Kodam IV/DIP
- Kodam IV/DIP Semarang, Jl P Kemerdekaan Watugong Semarang, 074-7474738, 7472249
- Korem 071/Wk Purwokerto, Jl. Jend Sutoyo No 2 Sawangan Purwokerto, 0281-694925
- Korem 072/Pmk Yogyakarta, Jl. Ring Road Barat Demak Ijo Yogyakarta, 0274-562020
- Korem 074/Wt Surakarta, Jl. Adi Sucipto No 210 Manahan Surakarta, 0271-719101
Kodam V/BRW
- Ajendam V/BRW Malang, Jl. Belakang Rssa No. 1 Malang, 0341-324600
- Korem 084/Bj Surabaya, Jl. A Yani Wonocolo Surabaya, 031-324600
- Korem 081/Dsj Madiun, Jl. Dr Sutomo No 1 Madiun, 0351-454377
- Korem 082/Cpyj Mojokerto, Jl. Gajah Mada No. 6 Mojokerto, 0321-321079
Kodam VI/MLW
- Kodam VI/MLW Balikpapan, Jl Jend Sudirman Balikpapan, 0542-425342
- Korem 101/Ant Banjarmasin, Jl Jend Sudirman No 7 Banjarmasin, 0511-4366930
Kodam VII/WRB
- Kodam VII/WRB Makassar, Jl Urip Sumoharjo Km 7 Makassar, 0411-853108
- Korem 131/Stg Manado, Jl. A Yani 19 Sario Manado, 0431-862011
- Korem 132/Tdl Palu, Jl Pramuka No 44 Palu, 0451-421333
- Korem 143/Ho Kendari, Jl Drs Abdullah Silondai 41 Kendari, 0401-321444
- Korem 141/Tp Bone, Jl. Orde Baru No 6 Watampone Bone, 0481-21076
- Korem 143/Ttg Pare-Pare, Jl Veteran No 1 Pare-Pare, 0421-23117
Kodam IX/UDY
- Kodam IX/UDY Bali, Jl Sudirman Denpasar, 0361-234758
- Korem 162/Wb Mataram, Jl Malomba Mataram, 0370-621273
- Korem 161/Ws Kupang, Jl Cendana No 7 Kupang, 0380-632268
Kodam XII/TPR
- Kodam XII/TPR Pontianak, Jl Adi Sucipto Km 6 Sei Raya Pontianak, 0561-723583
- Korem 102/Pj Palangkaraya, Jl Imam Bonjol No 5 Palangkaraya, 0561-724435
- Korem 121/Abw Sintang, Jl. Pangeran Kuning No 1 Sintang, 0565-2025674
Kodam XVI/PTM
- Kodam XVI/PTM Ambon, Jl A Yani Ambon, 0911-352585
- Korem 152/Bbl Ternate, Jl. Mononutu Ternate, 0921-328006
Kodam XVII/CEN

- Kodam XVII/CEN Jayapura, Jl Diponegoro Kel Gurabesi Jayapura Utara, 0967-533854
- Korem 173/Pvb Biak, Jl Majapahit Biak, 0981-21471
- Korem 171/Pvt Sorong, Jl Pramuka 1 Sorong, 0951-331405
- Korem 174/Atw Merauke, Komp Kodim Folder (Belakang Kel Maro) Merauke, 0971-321707

Kodam Jaya Jakarta, Jl. Mayjen Sutoyo No 5 Cililitan Jaktim, 021-8090962

Kodam IM Banda Aceh, Jl. Nyak Adam Kamil Ii No B1 Banda Aceh, 0651-266786

Pemeriksaan/Pengujian tingkat Daerah:
Administrasi.
Kesehatan.
Jasmani.
Pemeriksaan/Pengujian tingkat Pusat:
Administrasi.
Kesehatan.
Jasmani.  
Mental Ideologi.
Psikologi.

Tata Cara Pendaftaran

Calon mendaftar Online Tamtama PK TNI AD melalui website penerimaan prajurit TNI yaitu di alamat http://rekrutmen-tni.mil.id sesuai batas waktu yang telah ditentukan. (Bagi calon yang belum memahami cara mendaftar melalui Online dapat langsung datang ke tempat pendaftaran untuk mendapatkan penjelasan dari petugas pendaftaran bagaimana cara mendaftar dengan membawa persyaratan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku)

Cetak Printout formulir pendaftaran

Datang ke Ajendam/Rem terdekat untuk melaksanakan daftar ulang (di luar tanggal yang telah ditentukan adalah tidak sah)

Persiapkan diri sebaik-baiknya untuk mengikuti kegiatan seleksi

Ikuti tahapan seleksi yang telah diatur oleh Panda masing-masing


Selama proses kegiatan penerimaan tidak dipungut biaya apapun

Saturday, September 3, 2016

TNI Temukan Uang Sogok Masuk TNI, Penyogok dan Yang Disogok Dipecat




Komando Daerah Militer (Kodam) VII Wirabuana menemukan belasan kasus pungutan liar untuk jadi anggota TNI. Uang berupa sogok yang ditemukan oleh Dewan Kehormatan Kodam VII Wirabuana itu bahkan mencapai satu miliar lebih. Kepala Staf Daerah Militer (Kasdam) VII Wirabuana Brigjen TNI Supartodi mengatakan, temuan oleh tim dewan kehormatan itu sementara diproses hukum. Pihaknya mengaku segera menginventarisasi kasus pungli tersebut dan mengembalikan uang senilai miliaran itu kepada pemiliknya.

"Ada dibentuk Dewan Kehormatan Wirabuana untuk melakukan penertiban pungli ini. Selama ini memang ada lebih dari 10 kasus dan sementara kita proses sampai sekarang yang terlibat ada beberapa oknum dari TNI maupun sipil," kata Supartodi, Jumat, 2 September 2016.Modus para pelaku pungli ini yakni iming-iming diluluskan menjadi anggota TNI dengan membayar sejumlah uang. Padahal, kata Supartodi, untuk menjadi anggota TNI tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis. "Iming-imingnya diluluskan, dan diminta bayar dari Rp75 juta hingga Rp120 juta," katanya.

Hingga saat ini, Tim Dewan Kehormatan Kodam VII Wirabuana masih bekerja dan akan membersihkan pungli yang selama ini terjadi. Adapun anggota TNI yang sudah dinyatakan lulus dengan uang sogokan akan dikeluarkan dari satuan."Yang membayar masuk TNI akan kita lawan dengan hukum termasuk yang menerima sogokan. Yang sudah lulus dan ketahuan, akan kita kembalikan tidak dimasukkan dalam pendidikan," katanya.Supartodi mengaku, seorang oknum anggota TNI berpangkat Kolonel berinisal, HN, telah dicopot dari jabatannya karena terbukti pungli. "Dia terlibat dalam penerimaan anggota TNI gelombang kedua tahun 2015 dan baru terungkap tahun ini. Kolonel HN ini hanya menjanjikan kelulusan kepada calon anggota TNI dengan menggunakan jabatannya. Karena tidak lulus inilah, yang bersangkutan melapor."

sumber: viva.co.id