Jalan
Menuju Prajurit, Menjadi Prajurit Berkat Sepak Takraw
Sersan
kepala Ary Catur Nugroho, Prajurit yang saat ini bertugas di Slogdam IV/Diponegoro
ini merupakan atlet sepak takraw yang sudah berhasil menorehkan berbagai
kejuaraan baik di tingkat nasional seperti PON maupun di tingkat internasional
seperti Asean School, Sea Games maupun Kejuaran Terbuka seperti Isa Cup di
Malaysia, King Cup di Thailand dan Singapore Open.Kegemarannya bermain sepak
takraw sudah dilakukan sejak klas 4 SD. Pria kelahiran Klaten tanggal
28 Pebruari 1981 ini bersyukur, perhatian dari masyarakat dan Pemda yang begitu
besar pada sepak takraw saat itu, turut mendukung prestasi yang diperolehnya.
Latihan yang dilakukan setiap sore bersama teman-temannya selalu mendapat
sambutan meriah dari warga sekitarnya. Perhatian pemerintah kabupaten
ditunjukkan dengan adanya pertandingan pelajar dari mulai tingkat desa,
Kecamatan sampai kabupaten.
Sehingga, saat masih SD (tahun
1993), dirinya bersama tim sudah memenangkan emas pada Popda Propinsi Jateng.
Selanjutnya saat SMP (tahun 1995 – 1996) memperoleh medali emas di tingkat
Popnas. Kemenangannya di tingkat nasional menghantarkannya bergabung di Pusat
pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) di Salatiga, sehingga sekolahpun
berpindah di Kota Salatiga. Dari sini peluang pertandingan semakin terbuka.Saat
SMA (tahun 1997), Ary bersama tim mengikuti kejuaraan Asean School yang
berlangsung di Sidoarjo, Surabaya dan menyabet perak. Pada tahun itu pula, ada Sea Games yang
berlangsung di Jakarta dan tim yang diikuti memenangkan medali perak. Kejuaraan
selanjutnya, Asean School tahun 1999 di Malaysia dan Sea Games tahun 1999 di
Brunei Darusssalam.
Putra dari Bapak Mulyadi dan
Ibu Suharti ini mengatakan sepak takrow merupakan olah raga yang akrobatik,
murah, energik dan meriah, karena gerakan dalam sepak takraw ini membuat orang
terkesima dan dengan regu yang hanya terdiri dari 3 orang, para pemain akan lebih
sering mendapatkan umpan-umpan bola. Namun dalam tiap kejuaraan sepak takrow,
masing-masing tim beranggotakan 12 orang, terdiri dari 3 regu dan 1 orang
cadangan untuk masing-masing regu.
Menjadi Prajurit
Seiring selesainya bangku SMA
dan prestasi yang dicapainya di bidang sepak takraw, mengingatkan cita-cita Ary
Catur Nugroho sebelumnya yaitu untuk menjadi prajurit TNI. Tampilan, sikap,
disiplin yang selalu dilihat saat bertemu dengan prajurit, membulatkan tekadnya
untuk memberanikan diri untuk menjadi anggota TNI AD dan berkonsultasi dengan
KONI untuk menyampaikan keinginannya. Bak gayung bersambut, KONI dan pemerintah
merestui dan mulailah dirinya mengikuti tahapan seleksi penerimaan prajurit
hingga diterima menjadi prajurit TNI dengan pangkat sersan dua. Pengabdiannya di TNI diawali dari Batalyon
407/Padma Kusuma, Tegal (2002). Sebagai prajurit di batalyon, kehidupan
keprajuritan juga dilakukan mulai latihan, Olah raga dan pengabdian masyarakat.
Pada tahun 2004, dirinya sempat mengikuti pra tugas untuk penugasan ke Aceh,
namun batal tugas ke Aceh karena
bersamaan dengan pelaksanaan PON di Palembang.
Pada tahun 2006, Sersan Arry
pindah tugas di Denma Skodam IV/Diponegoro dan tahun 2007 mengikuti Sea Games
di Thailand mendapatkan perunggu. Selanjutnya tahun 2008 mengikuti PON di
Bontang Kalimantan Timur mendapatkan 3 emas dan 1 perak. Di saat bela diri Yong moodo digalakkan tahun
2010, suami dari Ambarwati Setyaningsih inipun mengikuti pelatihan yang
ditempatkan di Rindam IV/Diponegoro, selama 6 bulan, yang dilanjutkan dengan
menjadi pelatih di tingkat Makodam.
Kini di tengah kesibukan tugas
di Slogdam, Serka Ary membagikan ilmu yang dimiliki kepada siapa saja yang
berminat. Di Semarang, di sela waktu dimanfaatkan menyambangi adik-adiknya di
Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa (PPLM) Unnes maupun di GOR Jati
Diri. Dan sebagai balas budi kepada
warga sekitar yang membesarkan diri dan adiknya (Yudi Purnomo), beberapa tahun
lalu dibentuklah sejenis sekolah untuk sepak takraw di kampung halamannya. Untuk
berlatih anak didiknya, Serka Arry dan sang adik yang sekarang bertugas di
Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Kabupaten Klaten ini membuat GOR mini.
Serka Arry berharap ke depan ada lagi generasi lain yang meraih sukses
selayaknya dia maupun adiknya.
Sebenarnya, masih ada
keinginan yang belum terwujud dari sepak takrow ini, yaitu memasyarakatkan
sepak takraw di masyarakat, karena olah raga yang murah meriah ini juga
menyehatkan, tidak diperlukan tempat yang luas untuk beraktivitas. Keinginan
ini, juga termasuk membawa olah raga sepak takraw di kalangan TNI, dimulai dari
lingkungan Kodam IV/Diponegoro. Yah…semoga terwujud mas dalam mensosialisasikan
sepak bola takrow.
(Sumber
: Majalah Gema Diponegoro, February23, 2015)
Saya Sangat Berminat sekali, saya ingin mencobanya DominoQQ99, Thanks bruhh.
ReplyDelete